MBAH TOHARI'S FAMILY

Komunitas Keluaraga Eyang Anom Sari

Rabu, 23 Januari 2019

Ki Tohari (Makna Keturunan Ke-7 Eyang Anomsari)

Ki Tohari adalah putra ke tujuh Eyang Anomsari.

Ki Tohari memiliki 10 orang anak terdiri dari empat putra dan enam putri. Terdiri dari:
1.Rahmad
2.Supinah
3.Sulaikah /sulah
4.Sumiyatun
5.Supatah
6.Sofyan
7.Sukamah
8.Salbiyatun

Kesakralan Keturunan Ke-7 Dari Eyang Anomsari
Angka 7 dalam kebudayaan Jawa memiliki makna tersendiri.

Misalnya istilah pesta 7 hari 7 malam, tingkepan ibu hamil 7 bulan, mitoni pada bulan ke 7 sang bayi, syaratan kembang 7 rupa, mandi di 7 sumur, pusing pun tujuh keliling, maka ada jamu Tujuh Angin, Tujuh Keliling dan tujuh lain sebagainya.

Dalam agama Islam angka 7 ditampilkan dalam surat pertama kitab suci Al Quran, surat Al Fatihah mengandung 7 ayat, thawaf mengelilingi Kabah wajib 7 kali, surga memiliki 7 pintu.

Sidharta Gautama setelah dilahirkan langsung berjalan 7 langkah, mencari pencerahan selama 7 tahun, mengelilingi pohon Bodhi selama 7 kali sebelum duduk bermeditasi di bawah pohon tersebut.

Bintang 7 menjadi merek obat.

7 perusahaan minyak bumi kaliber raksasa dijuluki sebagai The 7 Sisters.

Jumlah hari adalah 7.

Jumlah lubang kodrati pada tubuh manusia lazimnya 7.
Pusaka Keris Pandawa Lima (Ki Raga Sukma)
Al-Qur'an Dan Angka 7
Angka 7 dalam bahasa jawa berarti pitulungan
Oleh Farhan Masrur,S.Si
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ أُنْزِلَ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ
Rasulullah SAW bersabda:
Al-Qur’an ini diturunkan atas 7 huruf.
(Shahîh al-Bukhârî, Hadis Nomor 4608).

Kita tidak tahu apa maksud sesungguhnya 7 huruf dalam Hadis di atas. Para ulama berbeda pendapat soal itu.

Ada yang mengatakan 7 huruf itu berarti 7 jenis bacaan atau seni baca Al-Qur’an; ada yang mengatakan 7 huruf itu sekadar angka untuk menunjukkan banyak, jadi tidak menunjuk pada angka yang sesungguhnya.
Yang pasti, 7 huruf tidak mungkin berarti apa yang biasa kita fahami secara harfiah tentang 7 huruf.

Al-Quran jelas menggunakan seluruh huruf Hijaiyah yang berjumlah 28, 29, atau 30 huruf (perbedaan jumlah huruf ini tergantung pada apakah hamzah dan lam-alif dianggap huruf tersediri atau tidak).

Bagaimanapun, tampaknya kita tidak akan menemukan pengertian yang benar-benar memuaskan tentang maksud 7 huruf dalam Hadis di atas.

Yang dapat kita ketahui dengan pasti adalah angka 7 sering digunakan dalam Al-Qur’an.

Misalnya, Al-Qur’an mengatakan bahwa Allah SWT menciptakan 7 langit (a.l. QS 41:12 dan QS 65:12).

Di tempat lain dikatakann pula bahwa Allah menciptakan 7 langit bertingkat-tingkat (a.l. QS 67:3 dan QS 71:15).

Ketika melukiskan keutamaan infaq, Al-Qur’an mengibaratkannya dengan sebiji benih yang menumbuhkan 7 bulir atau cabang (QS 2:261). Al-Qur’an juga menyebut 7 laut, 7 hari, 7 malam, dan 7 pintu neraka.

Dalam kisah Nabi Yusuf (QS 12:43, 12:46-48), diceritakan bahwa raja Mesir bermimpi 7 ekor sapi betina gemuk dimakan oleh 7 ekor sapi betina kurus.

Nabi Yusuf, yang ketika itu sedang dipenjara, menafsirkan mimpi itu dengan baik.

Kata Nabi Yusuf, mimpi itu berarti, Mesir akan mengalami musim panen selama 7 tahun dan akan mengalami masa paceklik selama 7 tahun berikutnya.

Nabi Yusuf menyarankan agar hasil masa panen dihemat sebagai persediaan kebutuhan pada masa paceklik. Sang raja puas dengan tafsir mimpi itu, dan karenanya Nabi Yusuf dibebaskan, bahkan diangkat jadi pejabat tinggi kerajaan.

Begitulah angka 7 telah Menyelamatkan bahkan Menaikan posisi sosial-politik Nabi Yusuf di Mesir, di mana dia mula-mula adalah seorang budak.

Di samping angka 7 digunakan secara tersurat seperti contoh-contoh di atas, dalam beberapa bagian Al-Qur’an angka 7 digunakan secara tersirat.

Yang menarik, angka tujuh digunakan secara tersirat justru pada hal-hal sangat penting dan mendasar.

Pertama (Wahyu Pertama)
Pertama, angka 7 digunakan secara tersirat dalam wahyu pertama.

Kita tahu, ayat pertama dari wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad berbunyi
IQRA' BISMI ROBBIKALLADZI KHALAQ
Artinya: Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.
Sebagai sebuah kalimat, wahyu pertama ini terdiri dari 7 kata (unsur), Yaitu:
(1) iqra’ (bacalah),
(2) bi (dengan),
(3) ismi (nama),
(4) robbi (Tuhan),
(5) ka (mu),
(6) alladzî (yang),
(7) khalaq (menciptakan).
Jadi, sejak wahyu pertama Al-Qur’an secara tersamar sudah menggunakan angka 7.

Kedua (Ku  Fayakun)
Kedua, di dalam Al-Qur’an, proses penciptaan dirumuskan dengan kun fayakûn (“Jadilah, maka ia pun jadi”).

Kun fayakûn bahkan merupakan konsep penciptaan yang sangat dasar, yang menjelaskan proses penciptaan alam semesta baik secara makro maupun mikro pada tingkat metafisis.

Nah, kalimat atau konsep kun fayakûn (“Jadilah, maka jadi”) ini terdiri dari 7 huruf (dalam aksara Arab), yaitu kâf, nûn, fâ’, yâ’, kâf, waw, dan nûn.

Ketiga (Dibaca Beruang)
Ketiga, Al-Qur’an menyebut 7 ayat yang dibaca berulang-ulang atau yang paling sering dibaca (as-sab`u-l matsânî).

Menurut para ulama, 7 ayat yang dibaca berulang-ulang itu adalah surat Al-Fatihah, yang memang terdiri dari 7 ayat.

Sudah tentu surat Al-Fatihah.yang dibaca pada setiap raka’at shalat itu merupakan surat yang sangat penting, yang karenanya disebut juga sebagai ibunya Al-Qur’an (umm-u ‘l-Qur’ân).

Nah, sekali lagi, surat pertama dalam Al-Qur’an itu terdiri dari 7 ayat.
Dari Kiri: Herry Dan Dama
Keempat (Kalimat Tauhid)
Keempat, yang tidak kalah penting, atau bahkan lebih penting lagi, kalimat tauhid yang merupakan dasar iman seseorang juga terdiri dari 7 kata, baik dalam bahasa Arab maupun dalam terjemahan Indonesianya.

Kalimat tauhid itu adalah
lâ ilâha illal-Lâh Muhammadur rosûlul-Lâh
Artinya: tiada Tuhan selain Allah, Muhammad rasul Allah.
Perlu ditambahkan lagi beberapa ibadah yang berkaitan dengan angka 7.

Yaitu, thawaf mengelilingi ka’bah sebanyak 7 kali. Sa’i, berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwa, dilakukan sebanyak 7 kali.

Di Mina, jama’ah haji melempar tiga jamarat yang merupakan lambang setan itu masing-masing dengan 7 kerikil.
Dari Kiri: Hasan Sudadi Dan Herry
Kalau Allah SWT sering menggunakan angka 7, baik secara eksplisit maupun implisit, maka pastilah penggunaan angka 7 itu bukan kebetulan.

Apalagi angka 7 digunakan dalam hal-hal mendasar seperti kalimat tauhid, surat Al-Fatihah, dan amal-ibadah.

Kalau seseorang seringkali menggunakan pakaian warna hijau, misalnya, apalagi dalam acara-acara penting, maka pastilah itu bukan kebetulan.

Kita bisa menduga bahwa warna hijau adalah warna kesukaannya.

Demikianlah maka kalau Allah sering menggunakan angka 7, kiranya patut kita renungkan bahwa Allah SWT tampaknya menyukai angka 7.

Dalam konteks itulah, kita bisa faham kenapa beberapa tradisi intelektual dan tradisi keagamaan dalam masyarakat Islam dikaitkan dengan angka 7.

Dalam tasawuf, misalnya, kita kenal ajaran martabat 7, dan dalam tradisi doa bersama (tahlilan) untuk orang meninggal dikenal hari ke-7.

Maka, kalau Nabi Muhammad mengatakan bahwa Al-Quran diturunkan dalam 7 huruf, tampaknya beliau memang tidak bermaksud mengatakan sesuatu dengan maksud yang jelas tentang angka 7 itu.

Yang beliau lakukan adalah menyebut angka yang disukai oleh Allah SWT, dan membiarkan angka tersebut tetap mengandung rahasia ilahi.

Sikilas Babat Dalem Majapahit

Babad Dalem Majapahit- Diceritakan Ida Pandita Hindu yang bergelar Usman Aji dan Ajisaka diutus oleh Ratu Hindu yang bernama Raja Ista...