MBAH TOHARI'S FAMILY

Komunitas Keluaraga Eyang Anom Sari

Jumat, 29 Maret 2019

Roso lan Ros-rosing (Rasa dan Ruas-ruasnya)

Berikut ini adalah beberapa pengertian dari terjemahan yang mungkin berasal dari Kitab Sangkan Paraning Dumadi yang merupakan warisan leluhur Tanah Jawa.
Sebelum manusia itu lahir (dumadi) ke dunia adalah belum mempunyai nama (asmo/ asma/ nami/ aran/ jejuluk/ tetenger) yang bisa dikatakan belum ada. 

Dan setelah manusia itu lahir barulah akan diberi nama atau dengan kata lain mempunyai nama, dengan begitu artinya manusia itu asalnya tidak ada menjadi ada dan kemudian pada akhirnya menjadi tidak ada lagi /sempurna.

Kemudian syarat-syarat agar supaya bisa mendapatkan tempat hidup sebenarnya (sejatine urip) yang kekal, adalah bukan karena kata-kata siapa tetapi hanya melulu karena pengetahuan yang benar-benar karena diberi penglihatan batin (kawruh). 

Dan sekali lagi syarat-syarat itu bukan karena manusia (oleh manusia), tetapi benar adalah karena orang Jawa tidak berani menyebutnya karena dianggap njangkar (tidak sopan), yaitu Gusti yang menciptakan jagat gumelar (bumi dan seisinya).

Roso lan Ros-rosing (Rasa dan Ruas-ruasnya)
Roso adalah alat untuk hidup, dan ruas-ruasnya (ros-rosing roso) adalah penggalan-penggalannya yang diberi nama, artinya ada rasa begini, ada rasa begitu (asin, manis, pahit, dingin, panas, dll) dan itu semua adalah termasuk dalam rasa seutuhnya (roso sejati). Roso sejati adalah rasa tidak dapat berubah.

Ruas-ruas dari rasa itu semua tadi akan lengket menempel di badan halus maupun badan kasar kita. Ruas-ruas rasa yang lain seperti: kerasan, kesepian, cinta, dendam, bahagia itu juga merupakan bagian dari ruas-ruas rasa yang akan menempel pada hati (perasaan).

Sedangkan rasa mujur, sengsara, ingat, waspada, curiga, kasihan, menyesal, ikhlas itu dimana-mana ada (di batin, di budi, di badan), dan itu dinamakan rasa pikiran (rosoning pikir).

Sebagai contoh: 
Misalnya ketika membuat sayur dan ternyata rasanya hambar kurang garam, itu kan cukup diberi garam, bukannya lantas bertengkar. 

Bila hanya masalah sayur yang kurang garam saja menjadikan sebuah pertengkaran itu namanya belum tahu (mengerti) tentang rasa.
☆☆☆☆☆

Sikilas Babat Dalem Majapahit

Babad Dalem Majapahit- Diceritakan Ida Pandita Hindu yang bergelar Usman Aji dan Ajisaka diutus oleh Ratu Hindu yang bernama Raja Ista...