The story of "Legend of Gunung Tugel" comes from Boyolali district, Central Java. This story tells about Ki Singoprono and Ki Rogo Runting who have been friends since childhood. Ki Singoprono since childhood always trained good nature by his father is Ki Wongsoprono.
Ki Rogo Runting grows into a powerful person. His initial friendship with Ki Singoprono instantly turned into hatred when a sense of envy emerged in Ki Rogo Runting's mind. Ki Rogo Runting does not accept that Ki Singoprono is so respected, cherished, and loved by all people. Whereas Ki Rogo Runting felt himself more powerful than Ki Singoprono.
Because Ki Rogo Runting's heart was overrun by hatred, he finally sought ways to destroy Ki Singoprono. Ki rogo Runting destroys the mountain near Ki Singoprono's house with the destination area around the mountain also devastated including Ki Singoprono. When Ki Rogorunting shoot the mountain for the second time Ki Singoprono blocking the arrow with a powerful bolt, finally the mountain Madu where Ki Rogo Runting destroyed and then known as the Gunung tugel.
☆☆☆☆☆
Karena tersohor dengan ilmunya yang sakti, makam Eyang Raga Runting banyak dikunjungi warga untuk berziarah. Konon selain menjadi keberadaan benda-benda bertuah, peziarah juga meminta berkah kekayaan dan jabatan.
Sebuah makam yang dikeramatkan itu terletak di Perbukitan Dusun Karang Nongko Desa Tanjung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Dari jalan raya lokasi makam berjarak 30 km.
Nyawur Raga |
Tidaklah sulit mencarinya karena areal pemakaman tidak jauh dari Jl. Raya Klego-Simo Km-5, kira-kira 500 meter. Tetapi untuk memasuki makam, kendaraan roda empat tidak bisa, karena jalannya setapak dan terjal ditambah sedikit menanjak. Hanya kendaraan roda dua yang bisa melalui areal makam.
Sekilas lokasi makam memang terkesan angker dan keramat. Namun demikian, tempat ini banyak dikunjungi peziarah dari berbagai daerah, terutama pada malam Jumat Kliwon khususnya.
Pada malam keramat itu, warga yang datang mempunyai tujuan berbeda-beda. Ada yang mengharap benda-benda bertuah, penglarisan, kekayaan hingga jabatan.
Salah seorang warga setempat mengakui, banyak warga dari daerah berkumpul untuk melakukan ritual di makam keramat. Bahkan diantara mereka ada yang rela menginap. Soal ritual setiap peziarah melakukan ritualnya masing-masing.
Ritual persisnya tidak tahu karena peziarah memiliki cara berbeda. Tergantung kepercayaan mereka. Hanya saja yang terlihat di sana, beberapa peziarah sering menyepi dengan melakukan tirakatan. Kedatangan mereka biasanya mulai sore hingga malam. Ada yang sendiri tapi ada juga yang berkelompok. Mereka juga membawa kembang dan dupa.
Ritual di makam Eyang Raga Runting ini telah berlangsung lama. Dari pengakuan para pengalam berkah, kebanyakan dari mereka mengaku telah diberi kemudahan setelah datang ke tempat tersebut.
Sesaji Tri Tunggal Suci |
Setelah mereka datang ke tempat tersebut, mereka diberi petunjuk dari sosok mahkluk yang berada di sekitar makam Eyang Raga Runting. Bahkan ada dari mereka yang keinginannya langsung terkabulkan setelah melakukaan ritual.
Selain itu, banyak juga peziarah yang datang dengan tujuan mencari benda-benda bertuah untuk dijadikan jimat.
Eyang Raga Runting kabarnya semasa hidup memiliki banyak barang bertuah. Sehingga ketika peziarah datang meminta, mereka akan dikasih. Benda-benda bertuah itu seperti keris dan batu akik berkekuatan tinggi.
Peziarah juga tidak sedikit yang meminta kekayaan dan jabatan. Dan rupanya tidak sedikit pula yang meminta sesuatu agar hajatnya terkabul.
Seperti yang dialami warga dari Kabupaten Boyolali, dia datang pertama kali ke pesarean untuk meminta penglarisan. Seminggu kemudian dia datang lagi. Orang tersebut mengaku usai berziarah ke makam Eyang Raga Runting, sekarang dagangannya selalu laris.
Memang banyak peziarah yang mengaku usai tirakatan di makam Eyang Raga Runting, keinginan mereka banyak terkabul. Tak heran jika kemudian makam ini banyak dikunjungi peziarah.
Ki Paut Anomsari |
Letak makam yang berada di perbukitan menyajikan panorama alam yang luar biasa.
Keindahan hutannya yang alami menjadikan tempat itu sangat cocok untuk menenangkan diri dan menepi.
Keindahan hutannya yang alami menjadikan tempat itu sangat cocok untuk menenangkan diri dan menepi.
Areal makam Eyang Raga Runting bisa disebut sebagai tempat wisata mistis. Menurutnya, selain menawarkan nuansa kedamaian, makam itu juga mengandung kekeramatan sangat kuat.
Kekeramatan itu akan tampak ketika dilihat dari sejarah sosok Eyang Raga Runting. Beliau dulunya dikenal sebagai seseorang yang mempunyai Ilmu Kebatinan maupun kesaktian sangat tinggi.
Boleh dibilang, Eyang Raga Runting adalah pendekar pilih tanding saat itu. Sehingga ketika wafat pun, makamnya menebarkan aura magis sangat kuat.
Konon, bekas-bekas kedigdayaan Eyang Raga Runting dapat dirasakan oleh para peziarah.
Konon, bekas-bekas kedigdayaan Eyang Raga Runting dapat dirasakan oleh para peziarah.
Tempat ini memang sangat sakral. Sebab, orangnya dulunya memiliki ilmu sangat tinggi. Wajar jika banyak peziarah datang ke tempat ini untuk menyepi. Di tempat ini masih banyak barang bertuah yang tersimpan secara kasat mata.
Bila pelaku ritual ingin mendapatkannya, mereka harus sabar karena Eyang Raga Runting suka dengan orang-orang yang sabar.
Bila pelaku ritual ingin mendapatkannya, mereka harus sabar karena Eyang Raga Runting suka dengan orang-orang yang sabar.
Ditambah lagi makam itu juga meninggalkan cerita berbau keangkeran. Banyak sekali peziarah yang merasakan hal-hal gaib. Salah satunya tempat itu dijaga danyang penunggu punden yang berwujud harimau jantan. Makhluk itu akan muncul saat-saat tertentu terutama jika di makam digunakan untuk praktik-praktik asusila.
Pernah suatu hari di sekitar makam Eyang Raga Runting ada sepasang muda-mudi berduaan di sekitar pemakaman. Tidak lama bercengkerama, salah satunya pasangan prianya kesurupan dan orang tersebut meraung-raung persis suara harimau.
Bukti kesaktian Eyang Raga Runting tidak bisa dilepaskan dari legenda asal mula Gunung Tugel tempat Makam Eyang Singoperono kini disemayamkan.
Diceritakanya, Eyang Singoperono putera dari Kyai Ageng Wongsaprana II yang berdiam di dusun Manglen desa Walen Kecamatan Simo. Beliau adalah keturunan RAJA MAJAPAHIT yakni Raden Brawijaya V.
Eyang Singoperono adalah sosok yang berbudi pekerti luhur suka menolong dan sakti mandraguna.
Eyang Singoperono adalah sosok yang berbudi pekerti luhur suka menolong dan sakti mandraguna.
Ki Paut Anomsari |
Pekerjaan Eyang Singoperono hanyalah bercocok tanam, berjualan nasi dan dawet. Sifat baik hatinya Eyang Singoperono terlihat jika ada orang yang membutuhkan pertolongannya walaupun tidak diminta sekalipun.
Kebaikan Eyang Singoperono tersebar ke seluruh daerah. Sayang tindakan terpuji tersebut tidaklah disukai oleh Eyang Raga Runting. Beliau merasa iri dengan keberhasilan dan kebaikan Eyang Singoperono yang selalu disebut-sebut dan dipuji banyak orang, padahal sebenarnya keduanya berteman baik.
Pada suatu ketika Eyang Raga Runting ingin menunjukkan kesaktiannya pada Eyang Singoperono, dengan cara mengaitkan benang dari Pegunungan Raga Runting yang berlokasi di Desa Nglembu Kecamatan Sambi menuju arah ke Selatan.
Diatas benang tersebut diletakkan sebutir telur yang kemudian telur itu digulirkan. Bahkan ternyata telur tersebut menggelinding di atas benang dan tidak jatuh dan terus menggelinding dan akhirnya membentur gunung di sebelah selatan dengan mengeluarkan suara keras menggelegar yang mengakibatkan gunung tersebut hingga tugel atau putus puncaknya.
Makanya hingga sekarang gunung itu dinamai Gunung Tugel. Itulah salah satu kesaktian Eyang Raga Runting.
Makanya hingga sekarang gunung itu dinamai Gunung Tugel. Itulah salah satu kesaktian Eyang Raga Runting.
Kesaksian Joko Mulyono, Juru Kunci Makam Kyai Singoprono
Menurut legenda, Eyang Rogo Runting bersama Kyai Singoprono merupakan dua tokoh yang menjadi muasal kawasan Gunung Tugel di Desa Nglembu, Kecamatan Sambi.
Konon, Eyang Rogo Runting ingin menunjukkan kesaktiannya dengan cara mengaitkan benang dari pegunungan di Desa Tanjung ke pegunungan di Desa Nglembu yang menjadi tempat tinggal Kyai Singoprono.
Rogo Ranting melilitkan sebutir telur yang menggelinding pada benang tersebut. Benang dan telur tersebut, menurut penjaga makam Kyai Singoprono di Desa Nglembu, Joko Mulyono, dijadikan pembatas wilayah kekuasaan keduanya.
Namun berbeda lagi kisah yang di wedarkan Ki Bagus yang anda dapat saksikan di Video berikut ini:
Namun berbeda lagi kisah yang di wedarkan Ki Bagus yang anda dapat saksikan di Video berikut ini:
☆☆☆☆☆