MBAH TOHARI'S FAMILY

Komunitas Keluaraga Eyang Anom Sari

Jumat, 29 Maret 2019

Tentang Asal-Usul Jagad Alit (Bwaono Setro/ Badan Kasar)

Sesudah dipahami bahwa bumi berasal dari api yang cahayanya merah dengan daya panas, dari air yang cahayanya kuning dan punya daya dingin, serta angin yang cahayanya putih dan bersifat netral. Berkumpulnya api. Air dan angin tadi akan menjadi maghma, yaitu pusat bumi yang dapat memberikan wadah sebagai bumi lapis tujuh. Berkumpulnya daya panas, dingin dan hampa (angin) akan mewujudkan cipta, rasa, dan karsa, adalah berkumpulnya dzat yang merupakan asal-usulnya kehidupan. Berkumpulnya tiga macam warna (merah, kuning dan putih) adalah mewujudkan sukma, yaitu badan halus yang juga dianggap sebagai para dewa, dewi, bathara, jin, peri, dsb.

Day panas, dingin dan netral tadi sebelum menyatu menjadi dzat maka akan memenuhi antariksa (awang-wung) dan dalam pengetahuan modern hal ini disebut sebaga: proton, elektron dan netron, yang bersatu membentuk dzat yang dinamakan atom.

Berkumpulnya 4 macam cahaya tadi akan mewujudkan nafsu, yaitu yang akan dipergunakan sebagai syarat mutlak untuk hidup manusia. Sedangkan berkumpulnya sari-sari dari api, air, angin dan tanah (bumi), akan menjadi badan kasarnya manusia. Dan sebelum di jagad raya ini terdapat makhluk-makhluk berbadan kasar, maka terlebih dahulu yang ada adalah makhluk-makhluk berbadan halus, yaitu suksma, dan pada waktu itu semua makhluk itu yang dinamakan sebagai dewa-dewi, bethoro-bethari, jin, peri, prayangan, dsb. Dari kesemua macam titah (makhluk) yang berbadan halus itu maka dewa-dewi, bethoro-bethari dianggap yang paling tinggi kedudukannya, dan kehidupan dari makhluk-makhluk itu tanpa menyentuh tanah, dan perkembang-biakannya tidak menggunakan hukum-hukum kelahiran tetapi dengan sabda (kun fayakun).

Keadaan seperti itu berlangsung hingga beribu-ribu tahun lamanya, dan akhirnya pada suatu waktu salah satu dewa dan bethoro yang baru saja melakukan kesalahan-kesalahan besar terhadap Gusti (Tuhan YME), maka atas kekuasaan Sang Hyang Tunggal dewa tadi disabda menjadi manusia, yaitu makhluk berbadan kasar dan harus menghuni bumi. Dan setelah itu maka kemudian berlangsung hukum kelahiran, dan dewa-dewi yang disabda mau bisa disebut sebagai manu.

Yang dikatakan manu adalah karena menurut hukum kodrat dari penjelmaan para dewa/bethoro yang berbadan kasar. Dan manusia adalah menurut hukum kodrat sebagaimana manusia biasa, artinya berkembang biak dengan hukum-hukum kelahiran. Para manu tadi yang menurunkan manusia yang berasal mula dari hukum kodrat kelahiran disebut sebagai swayambu manu.
☆☆☆☆☆

Sikilas Babat Dalem Majapahit

Babad Dalem Majapahit- Diceritakan Ida Pandita Hindu yang bergelar Usman Aji dan Ajisaka diutus oleh Ratu Hindu yang bernama Raja Ista...