MBAH TOHARI'S FAMILY

Komunitas Keluaraga Eyang Anom Sari

Sabtu, 26 Januari 2019

Tahapan Evolusi Kesadaran Spiritual Dan Tugas Spiritual Saintis Tasbih

Guru Mursyid Tharekat Naqsyabandiyah
Tahapan Evolusi Kesadaran Spiritual di dalam NAQS Methode :
  1. Cahaya Ilahi Bersemi.
  2. Kesadaran sebagai Hamba Allah (Frekwensi Pribadi Manunggal dengan Frekwensi Ilahi).
  3. Kesadaran sebagai Khalifatullah Fil Ardhi (Turunnya Karunia Ilahi).
  4. Rahmatan Lil Alamin (Resonansi diri dengan alam semesta sebagai Rahmat bagi sekalian alam).
Meditasi Kesadaran Semesta adalah meditasi hening dengan menyelaraskan diri dengan kesadaran alam semesta. Hakikat meditasi ini adalah kita meresonansikan diri kita dengan frekuensi Dzikir atau Tasbihnya Alam Semesta.
Kita bergetar selaras dg getar tasbih alam, Kita berjamaah dengan alam semesta dalam memuja & memuji Allah.

Evolusi Spiritual adalah proses terbukanya kesadaran manusia yang dilakukan secara bertahap, simultan, & kontinyu.

Di dalam NAQS Methode hal itu di lakukan dengan meresonansikan Hati & Pikiran dengan frekuensi Dzikirnya Allah SWT.

Ketika manusia sudah berkekalan dalam Dzikrillah, maka secara bertahap stratum kesadarannya akan mulai terbuka.

Yang semula hanyalah seorang manusia yang berderajat hewan, yaitu manusia yang hanya punya kesadaran jasmani saja. Ditingkatkan menjadi manusia yang mempunyai kesadaran spiritual.

Metode NAQS sangat berbeda dengan metode yang umumnya digunakan orang. Ciri khas dan keunikan NAQS Metode adalah pada penggunaan frekuensi Ilahi yang digunakan.

Frekuensi yang kami gunakan merupakan warisan dari Rasulullah Muhammad SAW yang diturunkan secara estafet via Guru Mursyid Tharekat Naqsyabandiyah. Bagi sebagian sahabat yang sudah pernah mempelajari Ilmu Hikmah, ketahuilah.

Frekuensi kami berbeda. Walaupun bacaannya, kaifiatnya, & metodenya sama.

Namun frekuensinya yang sungguh-sungguh berbeda.

Frekuensi NAQS adalah Frekuensi Ilahi yang sudah ada sebelum alam semesta diciptakan Allah SWT.

Inilah frekuensi tertua yang ada di alam semesta. Yang hanya diturunkan Allah SWT melalui para Nabi dan Rasul serta Ulama-ulama pewaris Nabi.

Dzikir Alam Semesta Dan Sains Islam
Al-Qur’an bukanlah kitab sains, akan tetapi ia satu-satunya kitab suci yang kaya dengan konsep-konsep seminal saintifik.

Kekayaan inilah yang mengilhami ilmuan-ilmuan muslim dahulu mengembangkan karya-karya sainsnya.

Bahkan rata-rata, ulama dahulu tidak hanya mengkaji ilmu-ilmu keislaman akan tetapi juga mempelajari sains, atau setidaknya mengenalnya sesuatu yang jarang kita temui di era kontemporer sekarang.

Orang pun belum banyak mengenal, bahwa al-Ghazali memiliki teori kedokteran atau al-Razi yang menulis berjilid-jilid buku kimia dan matematika.

Semua hal itu dibimbing oleh ayat-ayat saintifik dalam al-Qur’an.

Al-Qur’an hanya menyediakan konsep-konsep seminal, manusialah yang harus mengeksplorasi agar bermanfaat bagi kehidupan.

Karena pada dasarnya alam dan lingkungan diciptakan untuk membantu manusia menjalankan tugasnya sebagai Khalifah di bumi.

Al-Qur’an telah menurunkan petunjuk, bahwa alam dan lingkungannya hendaknya dapat dipikirkan secara mendalam.
Katakanlah, Perhatikanlah apa yang ada di langit dan bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul-Nya yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.
(QS. Yunus: 101).

Salah satu fenomena alam yang diungkap oleh al-Qur’an adalah bahwa alam semesta ini selalu bertasbih kepada Allah Zat Pencipta. Satu hal yang cukup membuat kita takjub dan perlu bertafakur serta juga bertasbih adalah, ternyata seluruh alam semesta beserta isinya ini bertasbih secara kontinu kepada-Nya.

Allah SWT berfirman:
  1. Apa yang ada di langit dan bumi membaca tasbih. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr: 24).
  2. Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan bumi. (QS. Al-Jumu’ah:1).
Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menunjukkan bahwa alam semesta tidak berhenti berdzikir, hingga hari kiamat, seperti:
  • QS. Al-Anbiya’: 79 
  • QS. Al-Nur: 41, 
  • QS. Al-Hajj: 18 dan 
  • QS. Al-Ra’d:13.
Sebagai manusia awam, kita tidak mengetahui secara jelas bagaimana alam semesta itu membaca tasbih.

Bertasbih adalah membaca dzikir tertentu yang mensucikan Allah SWT dari hal-hal yang tidak pantas bagi-Nya.

Bacaan tasbih berfungsi mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Kalimat tasbih juga mengandung pengertian hanya Allah saja yang patut dipuji dan disucikan Dzat-Nya.

Dalam konteks ini, tasbih adalah media untuk mentauhidkan-Nya.

Jadi, membaca tasbih berfungsi ganda yang saling berkait:
  • Fungsi Tauhidiy dan 
  • Fungsi Taqarrub. 
Hal ini mengandung pengertian, pendekatan diri kepada Allah mesti akan mencapai pada level keimanan.

Dengan kata lain, jika mendekatkan diri kepada-Nya akan tetapi level keimanan akan justru jatuh, maka ada problem dengan cara mendekat kepada-Nya.

Tugas Spiritual Saintis Tasbih
Tasbih dalam kaitannya dengan alam, baik langit, bumi dan seisinya sudah tentu menuntut untuk dipahami menurut cara pandang khusus.

Manusia tidak mudah membuka rahasia itu, akan tetapi substansi dan kontinuitas tasbih alam setidaknya dapat ditangkap secara riil dan konkret.

Bagaimanakah makrokosmos itu bertasbih? 
Para ilmuan memiliki beragam tafsir yang saling melengkapi.

Pergerakan gunung, gelombang laut atau metamorfosis binatang ada yang menafsirkan mereka bertasbih dan bersujud kepada-Nya.

Ada pula penelitian, asal muasal sinar kosmis oleh NASA.

Penemuan spektakuler adalah terdapat sinar radiasi dari Ka’bah –sebagai pusat.

Radiasi dari Ka’bah itu bahkan terusannya dapat ditemukan di planet Mars, panjang sinar itu tak berujung entah kemana.

Ada yang menduga, sinar itu hingga ke langit bumi tepatnya di Baitul Izzah. Wallahu a’lam. Yang menarik sinar radiasi dari Ka’bah tersebut memberi efek kepada penduduk sekitarnya.

Menurut penelitian, penduduk Makkah lebih sehat dan rata-rata umurnya lebih panjang dari manusia umumnya.
  • Apakah keajaiban sinar tersebut menjadi penyebab kelak Dajjal tidak bisa melihat kota Makkah sehingga tak mampu dimasuki? Hanya Allah SWT. Yang Maha Tahu.
Pelajaran yang bisa kita serap adalah, pergerakan alam tersebut sesungguhnya untuk kebaikan manusia.

Dzikir mereka kepada Allah tidak semata-mata untuk beribadah, karena mereka tidak memiliki kewajiban beribadah.

Akan tetapi dzikir itu sebenarnya agar manusia bisa menangkap keagungan Sang Pencipta.

Oleh sebab itu, perusakan alam, berarti sama saja menghentikan mereka untuk berdzikir – yang artinya, manusia tidak mau ‘mendengarkan’ tasbih dan sujud mereka untuk mengingat-Nya.

Selain itu, makna yang semestinya bisa ditangkap manusia adalah, ada perintah untuk meneliti rahasia alam.

Maka tugas ilmuan muslim adalah mengembangkan konsep-konsep seminal dalam Al-Qur’an untuk diterapkan menjadi sebuah sains terapan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan keimanan kaum muslimin.

Tujuan sains Islam bukanlah pragmatisme sebagaimana sains sekuler.

Sains Islam 
Diimplementasikan dengan 3 fungsi utama, yaitu:

1. Menambah Keimanan
Implementasi Siants harus dapat menambah keimanan kepada-Nya, taqarrub kepada-Nya dan memudahkan manusia menjalankan kehidupan.

2. Tidak Melakukan Rekayasa
Jika ada sains yang justru menjauhkan pada Allah, maka itu sesungguhnya bukanlah sains, tapi rekayasa manusia sekuler.

3. Menciptakan Peradaban Islam
Saints menjadi fungsi utama yang harus diterapkan para ulama terdahulu dan saat ini untuk menciptakan peradaban Islam yang sesungguhnya.

Tata Cara Alam Semesta Bertasbih Dan Berzikir
Sangat banyak tata cara alam semesta bertasbih dan berzikir.

Untuk itu, saintis muslim wajib mengeksplorasi agar ada penemuan-penemuan sespektakuler yang menambah keimanan kita kepada Allah.

Anak didik perlu diajar adab terhadap alam sehingga lahirlah kelak al-Ghazali dan al-Razi baru di era kontemporer yang siap menyambut peradaban Islam yang bermartabat.

Sikilas Babat Dalem Majapahit

Babad Dalem Majapahit- Diceritakan Ida Pandita Hindu yang bergelar Usman Aji dan Ajisaka diutus oleh Ratu Hindu yang bernama Raja Ista...