Pentur adalah desa di kecamatan Simo, Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia, terletak di ujung barat Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali, berjarak sekitar 5 KM dari pusat Kota Kecamatan. Satu desa dibagi menjadi 5 Dusun, terdiri dari 6 RW dan 23 RT.
Desa Pentur terdiri dari 12 wilayah pedukuhan, diantaranya adalah:
Desa Pentur memiliki perpustakaan desa "Tumpi Readhouse", yang berdiri sejak tanggal 16 Juli 2012. Di perpustakaan ini terdapat 2500 koleksi buku, ratusan koleksi film, berbagai majalah dan buku referensi.
Selain sebagai tempat membaca, di perpustakaan ini juga digelar berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti kegiatan pertanian dan kelompok UMKM.
Dari sisi ekonomi sebagian besar warga Desa Pentur menjadi petani, baik yang bekerja di sawah maupun ladang, selain itu juga sentra industri kerajinan anyaman bambu yang menjadi mata pencaharian sebagian warganya.
Beberapa kesenian hidup di desa ini, berbagai upacara adat seperti bersih desa dengan pagelaran wayang kulit masih dilaksanakan setiap tahunnya, selain itu kesenian reog, musik dan seni lukis juga menjadi nafas kegiatan kesenian di desa ini.
Menurut tutur tinular (kata turun-temurun), nama Pentur berasal dari bahasa Arab fandzur yang artinya:
Melihat karena letaknya lebih tinggi dari daerah-daerah lain khususnya di simo sehingga dengan jelasnya melihat di daerah sekitarnya.
Konon yang menyebut fandzur tersebut adalah salah satu wali di tanah jawa yang sangat terkenal yaitu Sunan Kalijogo sumber tokoh masyarakat (Kh. Jumari) Seiring waktu berjalan, terjadi perubahan kata atau penyebutan, fandzur kemudian berubah menjadi Pentur dan pada akhirnya seperti nama desa tersebut saat ini, yaitu PENTUR.
Desa Pentur terdiri dari 12 wilayah pedukuhan, diantaranya adalah:
- Dukuh Karang,
- Ngroto,
- Pancuran,
- Jati Rejo (Mbete),
- Ringin Anom (Mbasan),
- Tegal Rejo,
- Mberan (Gumuk),
- Rejosari (Gentan),
- Pentur,
- Pule,
- Regunung, dan
- Kedung Puser.
Batas Wilayah
- Sebelah Utara : Desa Gunung
- Sebelah Timur : Desa Walen
- Sebelah Selatan : Desa Nglembu
- Sebelah Barat : Desa Tawang
Desa Pentur memiliki perpustakaan desa "Tumpi Readhouse", yang berdiri sejak tanggal 16 Juli 2012. Di perpustakaan ini terdapat 2500 koleksi buku, ratusan koleksi film, berbagai majalah dan buku referensi.
Selain sebagai tempat membaca, di perpustakaan ini juga digelar berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti kegiatan pertanian dan kelompok UMKM.
Dari sisi ekonomi sebagian besar warga Desa Pentur menjadi petani, baik yang bekerja di sawah maupun ladang, selain itu juga sentra industri kerajinan anyaman bambu yang menjadi mata pencaharian sebagian warganya.
Beberapa kesenian hidup di desa ini, berbagai upacara adat seperti bersih desa dengan pagelaran wayang kulit masih dilaksanakan setiap tahunnya, selain itu kesenian reog, musik dan seni lukis juga menjadi nafas kegiatan kesenian di desa ini.
Menurut tutur tinular (kata turun-temurun), nama Pentur berasal dari bahasa Arab fandzur yang artinya:
Melihat karena letaknya lebih tinggi dari daerah-daerah lain khususnya di simo sehingga dengan jelasnya melihat di daerah sekitarnya.
Konon yang menyebut fandzur tersebut adalah salah satu wali di tanah jawa yang sangat terkenal yaitu Sunan Kalijogo sumber tokoh masyarakat (Kh. Jumari) Seiring waktu berjalan, terjadi perubahan kata atau penyebutan, fandzur kemudian berubah menjadi Pentur dan pada akhirnya seperti nama desa tersebut saat ini, yaitu PENTUR.
Bila diuraikan secara akal atau nalar memang betul bahwa letak geografi desa Pentur perbukitan dan tidak rata, sehingga lebih tinggi dari desa yang lain di kecamatan simo, dan di desa pentur terdapat gunung kecil sebagai hutan konservasi yang saat itu juga dicanangkan keberadaanya sebagai Hutan Konservasi oleh salah satu universitas di kota Bengawan yaitu UNS (Universitas Sebelas Maret) sehingga gunung tersebut diberi nama WONOSEMAR yang artinya:
- Wono adalah alas (hutan), dan
- Semar adalah sebelas maret.
Dilihat dari bukit yang lain di samping gunung wono semar terdapat makam kuno, yang mungkin merupakan cikal bakal atau asal usul desa pentur dan makam tersebut letaknya cukup tinggi sehingga makam tersebut diberi nama MAKAM BADAR ANGIN-ANGIN karena seolah-olah diudara karena di ketinggiannya yang ada hanya angin dan disitulah bersemayam Eyang Anomsari/ Ki Anomsari.
Pada akhirnya desa Pentur yang dengan mengusung nama desa wisata wonosemar (DESWITA WAMOR) dapat diartikan sebagai wilayah yang letaknya agak tinggi namun tetap subur karena ada hutan yang merupakan sumber mata air, tidak lupa kami selalu minta doa restunya semoga diberi kemudahan dan kemakmuran sesuai dengan semangat warga boyolali yaitu:
Boyolali Tersenyum Ijo Royo – Royo.
Pada akhirnya desa Pentur yang dengan mengusung nama desa wisata wonosemar (DESWITA WAMOR) dapat diartikan sebagai wilayah yang letaknya agak tinggi namun tetap subur karena ada hutan yang merupakan sumber mata air, tidak lupa kami selalu minta doa restunya semoga diberi kemudahan dan kemakmuran sesuai dengan semangat warga boyolali yaitu:
Boyolali Tersenyum Ijo Royo – Royo.
☆☆☆☆☆